ads

Rabu, 30 Mei 2012

10 di beluran - Google Blog Search


URL Sumber Asal :-

10 di beluran - Google Blog Search


KOMITI LITURGI, OUR LADY OF FATIMA, <b>BELURAN</b>: MENJADI <b>...</b>

Posted: 20 May 2012 11:12 PM PDT

( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VII Paskah, Senin 21 Mei 2012 )

Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajahi daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka, "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu percaya?" Akan tetapi, mereka menjawab dia, "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus." Lalu kata Paulus kepada mereka, "Kalau begitu, dengan baptisan mana kamu telah dibaptis?" Jawab mereka, "Dengan baptisan Yohanes." Kata Paulus, "Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat dan ia berkata kepada orang banyak bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian daripadanya, yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa lidah dan bernubuat. Mereka semua berjumlah kira-kira dua belas orang.
Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan berbicara dengan berani serta berdebat dengan mereka untuk meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. (Kis 19:1-8)
Mazmur Tanggapan: Mzm 68:2-7; Bacaan Injil: Yoh 16:29-33
Di mata Paulus, ada sesuatu yang kiranya salah dengan umat di Efesus. Mereka memang murid-murid dan ia pun tidak memberi nasihat dan menyapa mereka sebagai para pendosa. Namun ada sesuatu yang hilang! Mungkin mereka sudah kehilangan gairah, kehilangan sukacita dan energi. Barangkali persaingan dan konflik kecil-kecilan antara mereka di sana-sini telah memecah-belah umat. Barangkali mereka telah mencoba dengan segela kekuatan manusiawi mereka untuk menghindari dosa tanpa hasil nyata. Apa pun hasil pengamatan Paulus, pertanyaan yang diajukannya kepada beberapa orang murid yang ditemuinya langsung tertuju kepada inti permasalahannya: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu percaya?" (Kis 19:2).
Jawaban mereka memberi konfirmasi kepada Paulus apa yang diperkirakan oleh Paulus sebelumnya: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus" (Kis 19:2). Mereka telah mendengar pesan pertobatan dari Yohanes Pembaptis dan menerima pembaptisan tobat dari nabi besar ini, namun tidak pernah berhubungan dengan Yesus, "Anak Domba Allah" kepada Siapa pelayanan Yohanes Pembaptis sebenarnya ditujukan (Kis 19:3-4).
Begitu Paulus mengatakan kepada mereka tentang tujuan Allah yang lebih besar, maka mereka pun menginginkannya. Dengan demikian, pada saat Paulus berdoa bersama mereka dan membaptis mereka dalam nama Tuhan Yesus, Roh Kudus turun atas diri mereka, dan mereka pun ditransformasikan; mereka berkata-kata dalam bahasa lidah dan bernubuat (Kis 19:5-6). Para murid itu berjumlah kira-kira dua belas orang (Kis 19:7).

Sekarang, bagaimana dengan pengalaman kita masing-masing selama ini? Apakah kita juga telah kehilangan tujuan Allah yang sejati? Bagaimana? Apakah selama ini kita telah mereduksi hidup kita sebagai umat Kristiani sekadar berupa penghindaran diri dari dosa? Allah ada bagi kita untuk hal-hal yang lebih besar daripada sekadar menghindarkan diri dari kedosaan! Andaikanlah Adam dan Hawa hanya mendengar Allah bersabda: "Jangan makan buah dari pohon itu." Andaikan mereka duduk sepanjang hari, mengumpulkan ketabahan moral mereka untuk menghindari godaan, bukannya melakukan eksplorasi di taman firdaus dan belajar memperhatikan dan memelihara serta merawat seluruh ciptaan Allah. Kalau begitu halnya, bayangkan betapa banyak kehilangan mereka!
Allah ingin agar kita menjadi cocreator dengan Dia. Seperti halnya dengan para murid di Efesus, Allah sungguh rindu untuk memenuhi diri kita dengan hidup-Nya sendiri sehingga kita dapat menjadi Yesus di dalam dunia, menyentuh mereka yang kita temui dengan cintakasih tanpa syarat, pengampunan yang membebaskan, penyembuhan yang penuh kuasa, dan pengangkatan pengharapan dan keberanian.
Bilamana kita telah sampai pada suatu akhir hari, pemeriksaan batin adalah praktek yang indah, namun janganlah kita hanya mengingat dosa-dosa kita melalui pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian pada hari itu, dan merasa lega untuk dosa-dosa yang berhasil kita hindari. Marilah kita juga memeriksa bagaimana Allah mencoba melakukan sesuatu lewat diri kita pada hari itu: Apakah itu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang-orang lain? Dalam peristiwa-peristiwa yang tidak diharap-harapkan yang menginterupsi rencana-rencana kita? Dalam inspirasi yang datang melalui sebuah buku, seorang sahabat, sebuah lagu yang penuh kenangan, atau suara seperti angin-angin sepoi-sepoi basa? Dan apakah kita mampu untuk mengatakan, "Ya! Aku melihat bahwa Engkau berniat lebih bagiku, dan aku mengingininya"?
DOA: Bapa surgawi, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena rencana-Mu yang besar bagi diriku. Perkenankanlah aku melihat seperti Engkau melihat dan menghasrati sesuatu seperti Engkau hasrati. Tolonglah aku agar mau dan mampu membuka diriku pada hari ini terhadap satu langkah yang Engkau undang aku untuk membuatnya bersama-Mu sambil bergandengan tangan guna mentransformasikan dunia. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

0 ulasan:

Catat Ulasan

 

BLOG SABAH

Copyright 2010 All Rights Reserved